DALAM HATI IKAN NUS

HATI IKAN NUS

Gelap. Tibatiba seluruh cahaya di muka bumi serasa dicerabut. Lalu semua warna mengelam hitam. Wajahmu yang pualam jadi hitam. Sajaksajak jadi hitam. Gunung sungai laut langit jadi hitam. Sebenar-benar hitam.

O. Mahluk apakah ini yangdengan sekali untal menenggelamkanku dalam pekat. Aku tak diberi sempat mencecap sayat cahaya. aku ingin cahaya. Aku haus cahaya. Aku rindu cahaya. Tapi kemana ruap doaku kan mengasap. Kemana sungai harapku kan bermuara. Aku tak tahu bidang tuju. Timurku hitam baratku gelap kananku kelam kiriku pekat.

O,  ruang apakah ini, laknat membekapku dalam pengap. Aku tak diberi ruang menghela udara. Aku ingin udara. Aku butuh udara. Aku rindu udara.Tapi kemanakah oksigen-oksigen itu lesat? Semua mampat. Semua memadat. Aku tergeragap. Megap-megap

O, dingin apakah ini yang memerangkapku dalam beku? Aku tak diberi seiris suara. Aku ingin suara. Aku butuh suara. Aku rindu suara. Aku menunggu suara. Tapi bnyi tak kunjung tiba. Terhamparlah sunyi. Tubuhku dingin. Dada membatu. Sungguh kesenyapan ini begitu rapat menelikungku.

Akulah Dzunun! Dalam gelap dalam udara mampat dalam senyap pekat kusaksikan negeri yang hampir koyakmoyak. Petir bergelegar kilat menyambar. Mendung mengurung dari kakikaki gunung. Maka salahkah aku  jika kulesakkan diri di samudera luas , berlari memungggungi negeri terkutuk itu?

AkulahYunus, nabi yang pernah Kau ceritakan itu. Dalam gelap dalam udara mampat dalam senyap pekat kusaksikan negeri yang hampir laknat. Orang-orang bermata pijar meneriakkan ayat-ayat kebencian. Adzan berbaur lenguh cekikikan aroma perempuan. Anak-anak kecil membakari kitab suci dengan alkohol dari botol yang dicuri dari kamar bapaknya.Para pemimpin memilin kebenaran berkubang ludah dusta di televisi. Semua bernyanyi-nyanyi, lagu- lagu sumbang. Semua berjingkrakan tari telanjang. Merayakan kebolehan, merayakan kebodohan. Salahkan bila aku menepi, memilah diri sendiri, berkhalwat sepi?

IMAJI 1433 H