Langit terdiam memainkan masa silam
menatap sunyi para leluhur
diantara bongkahan patung patung
dan lumut lumut yang tertahan
ataukah malam telah mengabadikannya
dalam sisa waktu
Langit itu hening dan sepi
mengantar sisa kenangan
dari bebatuan yang luka berdebu
atau taburan bunga bunga mengingatkannya
menari dalam kegelisahan sendiri
rindu makin hanyut
dalam kesunyian semesta
bersama kawanan kabut menutup
patung patung yang terdiam
menatap bisu purnama
Komentar
Indah....
Indah, bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan jalan pikiran penulisnya juga indah, saya juga terkesan dengan bagaimana cara penulis menyoroti objek puisinya, dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda, akan terasa lebih indah lagi bila unsur rima puisi juga ikut dimainkan.
Beni Guntarman
Terimakasih Pak Beni Guntarman
Terimakasih komentarnya, saya akan jadikan pertimbangan
Suka
Puisinya bagus, kata katanya tersusun rapi.
Cuma makna nya yang mungkin aku masih ngerasa rada bingung...
bagus
puisi nya bagus
OBJEKTIF
Secara keseluruhan, ide dari puisi ini cukup menarik dengan diksi yang cukup mencengangkan dari larik ke larik sehingga puisi ini dapat memberikan wajah yang misteri dengan makna yang langsung menuju ke arah konteks. Namun, jika saya lihat antara judul yang diartikan dalam catatan kaki agaknya sedikit melenceng dari isi, jika catatan kaki ini tidak ada agaknya maknanya kan menjadi kokoh karena pembaca tidak akan pernah ingin mencari tau maknanya. Dengan berbedanya makna judul dari makna isi maka akan memberikan kesan pembohongan yang sebenarnya orang tau kalau karya itu bohongan tapi ini bohongan yang membohongi.
Namun secara konsep, ide yang dikembangkan cukup menarik dan patut diacungi jempol.
Salam kenal dari tanah Batak......
=@Sihaloholistick=
WIHHHH KELIHATANNYA PENUH
WIHHHH
KELIHATANNYA PENUH IMAJINASI...
bagus bangett
Hentya Dewi Qoriana
Terimakasih pujiannya semoga memang demikian
Cahaya itu menyelip diantara
Cahaya itu menyelip diantara remangnya
berpendar di interlude malam
memacu jiwa tuk tergelintir
manakala rembulan mengatup
enggan menyibak bintiknya
dari kejauhan semakin menjauh
setapak demi setapak memistik
sobekan kecil dalam hati
dalam rangkaian yang tercecer
binar rekah melilit ruh cinta
hingar bingarnya melucuti keberdayaan
sampai-sampai aku memuat tujuan
yang berharap menyungsang takdir
Untuk Yth. sastra seratus OBJEKTIF
Terimakasih komentarnya dari tanah Batak. Saya bikin puisi memang berangkat dari kenyataan dan kenyataan itu memberikan inspirasi dalam dunia imajinasi saya. Saya berasal dari Klungkung, Bali dan Klungkung itu adalah pusatnya kerajaan di Bali, yang pernah berkuasa sampai sebagian kecil Jawa Timur, Lombok,Sumbawa, dsb. Di Klungkung memang terdapat sebuah gapura Peninggalan Kerajaan Klungkung, sisa perang Puputan melawan Belanda yang hingga kini diabadikan sebagai saksi sejarah. Dari sanalah saya berangkat menulis puisi ini. kalau soal pembohongan yang membohongi saya tak ngerti, tapi itulah imajinasi saya mengapresiasi Pemedal Agung tersebut
Indah
Sangat indah!
Untuk Um Kusrini
Keindahan puisi tergantung hati, bagi yang merasakan mungkin terasa indah, tapi bagi yang lainnya mungkin tak tersentuh
keren puisinya.. cuma saya
keren puisinya.. cuma saya merasa belum merasakan kebaruan di dalamnya
tanya,
klungkung mana pak. saya 2minngu lagi kesana?
Mas ezza
saya di JL. Flamboyan 57 Semarapura, Klungkung di depan seberang jalan Rumah Sakit Daerah Klungkung agak ke selatan dikit tepatnya SMA Pariwisata-PGRI
puisinya serem gan.
puisinya serem kata2nya,,,
kunjungi juga gan blog saya
kumpulan puisi
http://newblogspecial.blogspot.com/
aku mau tanya pak
aku mau tanya dari baris pertama arti terdiam tidak bicara atau tidak bergerak pak ? mohon maaf pak cuman tanya soalnya aku butuh belajar banyak mohon bimbingannya
arti terdiam ?
Ini dunia imaji, mungkin sulit untuk dijelas-jelaskan nanti maknanya malah sempit, ya cukup dirasakanlah bagaimana keterdiaman itu. Trims atas apresiasinya
Pak Gede Parwita, saya sudah
Pak Gede Parwita, saya sudah didepan rmah sampean kmrin. Tpi rumah anda tutup...
Tulis komentar baru