Di Meja Perjamuan
Tiang-tiang penyangga itu kini hilang
Sepasang tangan leli kemarin mengambilnya
Bersama gerimis yang menyisakan bianglala
Paku-paku pun terlepas beterbangan di angan-angan
Menjelma malam dengan nyala lilin sebatang
Kutatap gerai rambut dan gincumu yang membakar
Lalu kau lempar mawar hitam di meja perjamuan
Yang segera ditimpa pendar bayang-bayang liar
Saat itu tatapan matamu begitu dingin dan nyalang
Ujung pisau yang perlahan menembus dada bidang
Kau datang mencipta malam tanpa jejak
Di empang belakang tiang-tiang retak tergeletak
Maka ketika bunyi katak tak lagi mencipta melodi
Lagu-lagu tak lagi jadi harmoni walau dalam mimpi
Hanya menjadi seutas tali yang menjerat sunyi
Sudahkah kau hitung kembali lalu kau masukkan
Dalam pundi-pundi abadi di sela-sela lembar langit
Berapa butir batu-batu kau tasbihkan terlupakan
Telah tercatat dalam buku tamu perjamuan
Yang tak lagi terasa menggetarkan
Semarang, 2011
Komentar
Tulis komentar baru