DI UJUNG MALAM
bagaikan pohon cemara yang gigil di hutan rimba,
di ujung malam, kau dekap sepi sendiri ,mengibas deru angin
kau lupa jauh perjalanan , tak lagi mengenang segala janji
dan tak tahu arah pulang
tempat kau tambatkan perahu harapan
sementara kau abaikan sendiri jejak kakimu yang terluka
telah menjadi rumput belukar dan ilalang yang menyemak dihatimu
begitu kerasnya hatimu hingga kau biarkan batu tumbuh membeku, sedangkan luka di dadamu belum jua kau obati .
lalu kau pendam dimana kesedihanmu , dimana kau pendam ?
seperti cemara yang mengutuk sepi ,kau kubur rindu-rindu yang berkabut di matamu, bagai jantung ditikam belati amarah, kau biarkan luka semakin berdarah , semakin berdarah
” lalu kau kubur semua angan dalam mimpi burukmu ” .
dan apa yang meski kusampaikan pada rembulan,
sedangkan cuaca tak selamanya kemarau dan tak selamanya hujan
tak ada yang bisa kulukiskan di kanvas malam
pada dinding yang menyimpan sunyi
pada waktu yang menimbun masa silam
dan akupun terlelap melipat mimpi di ujung malam
@ senandung jiwa nyanyian pengembara @
SM, November 2011
Komentar
Tulis komentar baru