Selepas Latihan Dari Lapangan Hijau
Singgah Membeli Semangka Merah
Pada Pedagang Kaki Lima
Tuk Jadi Santapan Jelang Ajang Bergengsi
Para Petarung Tangguh Persepakbolaan Dunia
Dia Seorang Pemain Bola Berbakat
Dia Datang Dari Pelosok Negeri Ini
Dia Impikan Jadi Pemain Besar Dunia
Dia Sangat Piawai Mengolah Bola
Dia Punya Naluri Tajam Mencetak Gol
Tapi Si Kulit Bundar Tersesat Di Jaring Konspirasi
Dia Suka Saksikan Aksi Atraktif Tim Elit Dunia
Lewat Layar Kaca Bareng Rekannya Kala Dinihari
Sembari Berbincang Tentang
Kembang-Kempisnya Persepakbolaan Negeri Ini
Dia Baringkan Badan Lepaskan Lelahnya
Rasa Kantuk Membelenggu Inginnya
Tuk Terus Tonton Gempita Pertarungan
Detak-Detak Jantung Dunia Semakin Kencang
Menanti Akhir Gambaran Pergulatan Hidup
Manusia Di Muka Bumi
Sementara Dia Telah Saksikan Dirinya
Dieluk-elukkan Pecinta Bola Di Seantero Jagat
Sorak-Sorai Dan Teriakan Histeris
Jadi Santapan Batinnya Di Mana-Mana
Dia Roh Bagi Kesebelasan Negeri Ini
Dia Telah Menyundul Asumsi Kemustahilan
Atlet Merah Putih Tak Mampu Mencapai Puncak Dunia
Dia Berlari Kencang Menggiring Bola
Diatas Lapangan Kebanggaan Bangsa
Lewati Lima Pemain Lawan
Hingga Tendangan Kerasnya Melambung
Menerobos Gawang Lawan
Sebuah Gol Terindah Sepanjang Masa
Tercipta Dari Kaki Ajaibnya
Si Kulit Bundarpun Menggelinding
Ke Gawang Mimpi
Dia Berteriak Kejutkan Rekan-Rekannya
Gol...Gol...Gol...Gol...Gol...
Diapun Terbangun Dengan Tersengal-Sengal
Pandang Nanap Mata Merahnya Terbentur
Pada Irisan Buah Semangka Yang Tinggal Kulitnya.
Batam Pos, 4 Juli 2004
Komentar
Tulis komentar baru