kau bertanya
dengan gemuruh jiwa
menyalurkan rupa pada benak
kemana kita tujukan cinta
dengan setengah berbisik
di teling kananmu
aku tiupkan hasrat
yang telah ku bangun
dengan jiwa muda
dengan kelaki-lakianku
sayang...
bahtera itu adalah tujuan kita
matamu menatap mataku
sejenak berpaling ke arah telunjukku
di tengah samudera luas
bahteraku gagah tak goyah
kau beri aku sebaris
bibir mekar indah
membekukan darahku
yang dulu bergelora indah
dengan bahagiamu
kau kembali bertanya
sambil menggenggam erat jemariku
sementara angin yang bertiup
mempermainkan rambutmu
sejauh mana bahtera itu
akan kita kayuh
jemarimu yang genggam erat jemariku
dengan mesra ku kecup
dan di relung hati terdalam
tekadku telah kubulatkan
sayang...
bahtera itu akan kita kayuh
sejauh bentang usia kita
aku ingin menutup mata
di dalam dekap cintamu
atau aku ingin
kau menutup mata dalam dekapku
rona wajahmu bersemu merah
pendar harap dan bahagia
kau ukir dalam hamparan jiwaku
kau kembali bertanya
dengan keraguan
yang kau ukir di sorot matamu
siapakah kita
yang akan mendekap jasad
sementara aku ingin
hidup dan mati bersamamu
dan jiwamu benar-benar bergemuruh
dua bulir bening cinta
menetes di sudut matamu
tanpa dapat kau bendung
kau bawa dirimu dalam dekapku
tangis kian pecah
aku mengerti maksudmu
seperti hangatnya dekap ini
tangan kananku membelai
lembut rambutmu
tangan kiriku menyapu pundakmu
sayang...
siapapun yang akan meninggalkan
dan siapapun yang ditinggalkan
jalinan yang kita ikat itu
tak akan putus
dan andai kita pergi bersama
siapa yang akan merawat
malaikat-malaikat kecil kita
siapa yang akan mengajari mereka
siapa yang akan menuntun mereka
aku memegang bahumu
ku tatap sorot matamu
bening air mata yang mengalir
kusapu penuh sayang
sayang...
kaulah benua hidupku
dan kukecup keningmu mesra
Komentar
Tulis komentar baru