Skip to Content

Dimana kau, gadis bersorban sastra

Foto rully nurardiansyah

Lelah mata ini memandang sendu hari dunia

Melihat gelak tawa mereka yang merayakan sebuah kenistaan

Yang menindas berbagai macam kebaikan

Apalah aku,penyair gila

yang hanya bisa mewarnai itu semua dengan sastra

Yang hari ini sudah menjadi barang kuno saja

 

Mereka tak pernah paham, betapa kata mempunyai jutaan untai bentuk dan gaya

Bentuk yang sekarang bisa kita lihat kejayaannya

Rona harum yang terpancar keluar dari busuk nya sampah zaman

Yang mewangi di serambi langit ke tepian

 

Aku hanyalah si pengelana lara

Berpindah pindah ruang dan dukanya

Berjalan ke dalam hutan kesendirian dan berteduh dibawah akal yang rindang

Keatas langit, ku selalu memandang

 

Aku hanyalah perompak di samudera hati

Menjarah berbagai dawai ombak yang sedikit tinggi

Memandang samudera seperti tanda Tanya

Melengkung, membuat kita tak pernah tahu bagaimana akhirnya

 

Aku hanyalah pengemis aksara

Mengais ngais asa demi menjadi seorang manusia

Menoleh kanan kiri

Berharap langit mu tak terlalu jauh untuk ku gapai

 

Aku hanyalah binatang yang papa

Yang hanya mengutamakan hawa dan nafsu saja

 

Tapi, terus tak bisa aku menafsirkan kemana angin berdesir

Seperti kemana dirimu terusir

Oleh keberanian dan keinginan untuk mengelana

 

Apakah saat ini ada aku di taman akalmu?

Seperti selalu kamu kutemui di barisan buku buku kenang ku

 

Kamu selalu menjadi burung yang hinggap di mimpi

Menyiul nyiul kan senja di langit rindu

 

Kepada siapa aku harus duka kan dirimu

Kopi ku sudah lebam di tikam jarak

 

Kepada apa harus aku larikan diriku

Buku-buku ku sudah usang di rundung malam yang retak

 

Tapi, hatiku tak kunjung jua murung .. dimana kamu? Aku tak pernah tau 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler