untuk Ann
Entah seberapa jauh kereta malam telah laju meninggalkanku
di stasion sunyi , tak lagi kudengar bunyi lengkingnya di kejauhan
dan lambaian tanganmu lenyap dihembus angin malam yang sepi
dan kini aku harus melangkah pulang, kembali pada kesendirianku
Hampir tengah malam, kulihat lampu-lampu jalan di penuhi laron
ada yang terbang mengitarinya dan banyak pula yang jatuh ke jalan
kuhela nafas panjang, mengingat kembali segala sebab kepergianmu
kini aku bagaikan laron-laron yang mengejar cahaya di kegelapan
Bagaikan bintang-bintang yang redup di kejauhan, cinta memudar
sebuah simfoni mengalun dalam nada sunyinya, dan angin barat
berhembus liar, berkesiur ke arah bukit-bukit di kegelapan yang jauh
o kuntum bunga layu dalam genggaman puncak musim semi
Malam kian lengang, jalanan sunyi, remang lampu, waktu berdetak
kelam merambat, menapak ke puncak sepi, embun serupa kabut
membawa kata-kata puisiku melayang menerpa kaca jendela kusam
di sebuah bangunan tua yang rapuh, di sisi jalan sepi, yang terabaikan
Cintaku tak mampu menahanmu, atas nama waktu yang bergulir
engkau melaju dalam sebuah kereta yang membawamu pergi menjauh
ke kehidupan baru, atas sebuah cinta yang tak tuntas kita dibangun
atas sebuah keyakinan yang berbeda, engkau telah memilih jalanmu
Aku tak mampu menahanmu, tentu, namnn aku terlanjur mencintaimu
laksana menatap mekarnya bunga-bunga di pagi hari, dan mengenali
setiap sumber harumnya, memahami segala sisi keindahan wajahnya
serta memahami kelopak dan tajuknya, atas nama itu cintaku terluka!
Mungkin ini puisi terakhir yang kutulis untukmu, dalam nestapa sunyi
yang menggurat dalam, kuntum-kuntum bunga beku telah menghujaniku
malam berkeping-keping, lorong-lorong yang runtuh, dan kapal karam
padamu terbenam, puing-puing kapal yang pecah di perjalanan!
Btm2015
Komentar
Tulis komentar baru