Jangan pernah mengajakku menikmati sinar matahari
bagiku, panasnya terlalu menyengat dan mengaburkan aroma melati serta sedap malam
padaku, sinarnya menipu menenggelamkan taburan bintang dan redup bulan
muncul kemerahan lalu menyilaukan membutakan
.....
aku kehilangan pijakan ranting kering berguguran di tanah basah ini
yang biasa kurebahkan penat dan berbisik diantaranya
ketika kau seret aku di tengah hari begitu terik, begitu murka
dan aku tak tahu bagaimana harus kembali
.....
biarkan aku tetap rebah di bawah pohon, menunggu daun kering dan rantingnya lirih
jatuh dan terhempas diantaraku
biarkan aku bermain dengan mereka dalam batas angan-anganku
biarkan mentari hanya seberkas menyapaku
senyumku tetap akan mengembang membalasnya
cukup seperti itu saja
....
biarkan aku diam disini
dalam lipatan angan tak terbeli
pada guratan senyum yang tak pernah kembali
toh mataku tetap hidup
melompati segelintir lolongan angin di malam hari
....
aku tetap akan disini
meratapi rindu
rinduku padamu
meski kau jauh
dan semakin jauh
pada kenangan yang tak terbeli
pada kehidupan dengan jiwa tergadaikan
kau tak kan kembali
begitu pun denganku
maka
biarkan aku disini
menjadi diriku sendiri
sendiri dalam lara
mengingatimu, menginsyafimu
merenungi tatapan sendumu
memaknai anggukan lirihmu
mencoba mengartikan senyummu
mencoba mengingati, seluruh rindumu
mencoba menanyakan
masihkah kau seperti yang ku kenal dulu
dulu sekali
..........
Komentar
Tulis komentar baru