Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

Nada dan Kata

pada nada awal

Jauh

Ada kiblat jauh di sana,

Oase bermunculan sesekali, berkali-kali,.

Melambai ribuan oknum suka cita,

Mengumbar orasi keberhasilannya,

Tangan Mawar

Terkunci sudah senyuman itu

kala pagi tiada sinar

dan kicau burung bersenda gurau

 

hujan pertama

awal november, akhirnya turun hujan juga. hujan pertama, serasa betul bau tanah kering diguyur air hujan. hmm, baunya khas betul.

dan aku hanya melihat hujan ini dari balik jendela kaca. ada percikan-percikan kecil serupa kembang api ketika air jatuh dari genting ke tanah. indah sekali hujan pertama ini.

Nasihat Untuk Anak Ku

 

Anak ku

Ketika pilihan t’lah  kau putuskan

Segala harapan t’lah kau tautkan

Ikhlas dan rhido harus kau tambatkan

Untuk anak ku

Gembira……………….

bahagia………………

haru……………….

cemas……………….

 

Itulah perasaan ibu ketika kau akan lahir ke dunia ini

Sebagaimana Engkau

Sebagaimana Engkau

sebagaimana yang engkau ingin
aku masih mengembara pada jiwa

Berdialog dengan Bulan

Membaui aroma malam yang kian pekat

Membunuh sepi dengan menikmati alunan gamelan sendu

Berdialog dengan bulan tentang kenangan “nano-nano” antara aku dan setengah rahasiaku

Angin Kerinduan

Bila angin kerinduan berhembus
Tercium wanginya indahnya kesturi
Nan menyibak ruang yang kosong
Membawa jauh tinggi ke ujung biru

Dikeheningn malam bangun bersujud
Seraya berdoa kepada allah

Pohon Sawo

Di samping rumahku tumbuh satu pohon sawo. ditanam oleh kakek semasa hidupnya.

“Pohon sawo itu ditanam bahkan ketika kau belum lahir.” kata ayah. aku ingat, itu ucapan ayah ketika aku masih SD.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler