saat urai rekam desah kuulang
berulang
pendar berpendaran
tikai
antara takjub dengan pedih
untai masa itu
menggenangi
lorong
:
seikat senyummu
kelak
takkan kita tahu
akankah ada pertemuan lagi
pun harap menyisa di selisih malam dengan pagi
Komentar
Tulis komentar baru