Skip to Content

GERHANA BULAN

Foto Beni Guntarman
files/user/2512/Gerhana_Bulan.jpg
Gerhana_Bulan.jpg

Rembulan bisu mengambang di balik tirai samar

Perlahan lenyap ditelan gelap ruang kamar

Dalam pagut panjang bibir rindu yang bergetar

Seberkas sinar penunjuk jalanmu memudar

Dibuai waktu, sawah ladang pun menjadi liar membelukar!

 

Di ufuk langit bulan lenyap dibekap gelap gerhana malam

Rindu demi rindumu bercengkrama bebas di atas tilam

Sepasang kekasih saling berpelukan erat di balik pohon palm

Saling menggenggam erat bara api dahaga hingga padam

Padam oleh tikam maut belati dewata malam yang menghujam!

 

Merpati putih yang terbang jauh kembali pulang

Membawa bangkai sampan yang karam ditangan petualang

Angin barat menghembus nilai-nilai timurmu bagai layang-layang

Mematahkan jemari lentik melati suci yang tumbuh menjulang

Elang garang, menggiring hatimu terbang jauh hingga ke puncak gelombang!

 

Gerhana malam membuat rembulan terkulai pucat pasi di atas lantai

Bagai serigala liar, tangan-tangan birahi segera terjulur menjuntai

Menanggalkan lembaran pakian tidurmu helai demi helai

Dikegelapan simfoni malam pun mengalun, bergema hingga ke bukit dan ngarai

Memanggil datangnya bencana alam yang selalu saja mengintai!!!

Komentar

Foto dwi agung prakoso

angin malam terlalu berbahaya

angin malam terlalu berbahaya daripada perempuan. apalagi rindu:
saat gerhana bulan adalah puncaknya.

setelah membaca puisi ini, saya menjadi ingin mengerang pada bulan. bahwa malam tetaplah malam. ya, begitulah malam. selalu menyembunyikan siapa saja, apa saja dalam pekat. entah!

om gerhana, bagus sekali puisinya!
ini cius lho hhe

Foto Beni Guntarman

Hahahaa....

Hahhaaa...semoga nggak kemasukan angin malam. Terima kasih atas apresiasinya, Salam kenal.

Beni Guntarman

Foto SANG PENGEMBARA

Gerhana Bulan sebagai personifikasi atas benturan budaya, adat,

Gerhana Bulan sebagai personifikasi atas benturan budaya, adat bahkan nilai-nilai agama didalam masyarakat kita dikemas secara halus dalam puisi ini. Suatu puisi yang indah dan ditulis secara cerdas, meski temanya berat namun tetap komunikatif. Hebaattt!!!

Foto Beni Guntarman

Terima kasih sahabatku....

Terima kasih sahabatku Sang Pengembara, anda sangat jeli dalam menebak maksud puisi ini. Ini sekedar ekspresi atas kegelisahan hati melihat benturan demi benturan yang mengundang banyak bencana. Salam sastra.

Beni Guntarman

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler