pernikahan
malam aku merebahkan diri
sambil menunggu kau datang
sebuah kereta kencana
jemput pergi entah ke mana
terhinjak kasih aku seorang padamu
di alam
aku tak punya nama dengan dirimu
aku campak dupa
tak aku hiraukan asap
seperti aku menjadi raja di tahtak dengan gaib
wahai kau pembawa nikmat pada penguasa
ini bukan abdi nista
adalah kehendak peraduan nafsu
pada pantangan
ada perjanjian kita yang merah
seribu wajah tak bermakna
kita singgah memadu kasih dangan tetesan madu
kau ratu menjelang di persinggahan waktu
seperti lentera di peraduan yang remang
gundahku akar pada darah
halir di celah-celah pembuluh tak ada rasa
tidak tahan gelesah menuggu menyesing fajar
aku selimut
darah dan nanah
wunjudmu pelengkap sumpah dan dosa
aku penunggu di gurun selalu menantimu
setiap malam kau berkendak
asuhan cinta untuk alam berbeda
kerangka rangkaian penisah
itulah diri kita
kau dan aku
wujud tak pernah terselesaikan
Komentar
Tulis komentar baru