Aku menilik puncak Mahameru
berangan cumbu mesra tanpa ciuman atau rabaan, denganmu, di situ
Mungkin kita bisa temukan jejak Gie
lalu bersajak sedikit, sebelum aku memelukmu erat dan mati
Di hari yang kujalani, Li, memang tak ada dinding dari bata merah yang belum jadi
Tak harus menggulung celana ketika berjalan kaki
atau menepis debu ketika akan berdiri
Aku melewati hidup dengan biasa
sebab itu lah aku ingin menghirup ubun-ubunmu dan menyerap semua yang kau derita
Ini bukan tentang dinding, tanah, atau peradaban yang tak sama
Bukankah ketika kau mampu mencintai, maka engkau akan memantaskan diri?
Li, di sini tidak mendung
tapi aku menangkap murung di wajah seorang perempuan berkerudung
perempuan yang sejak kita ada, mulai berkabung
Cilaap, 22 Januari 2012
Komentar
Tulis komentar baru