Ida Bagus Gde Parwita
HARI LAHIR
Malam gelisah mengantar sunyi di gerbang tua
menengadah memandang bintang bintang
diselimuti bercak putih membentuk persilangan
para penghuni kesunyian
langit penuh guratan cahaya
dengan gumpal gumpal awan mengikuti pemujaan
para moyang dari batas semesta
purnama mulai menghias cakrawala
mengaliri sisa kebekuan dalam keremangan tersisa
untaian doa meminang para dewa lewat pelayaran bulan
dan desir dingin malam dari puncak peraduan
percakapan kita hanyalah mimpi mimpi
memeluk perjalanan sunyi dari sisa waktu
ataukah harum bunga yang mengusap cahaya bintang
di ketinggian puncak meru pegunungan
diantara batas malam menyulut kerlip lilin lilin
dan lantunan nyanyian pengharapan tercipta
bayang bayang bulan makin jauh
menyusuri sisa kenangan
dalam keteduhan purnama
Jendela Sastra
Komentar
Tulis komentar baru