Hiruk pikuk jalanan ibukota
Terus menggerus kaki-kaki kecil bernanah darah
Miris...
Ia tersenyum menatap langit
Hujan pun turun..
Dingin..
Angin malam meremukkan tulang-tulang ringkih
Membekukan nadi-nadi kehidupan
Miris...
Saat ia tersenyum menunjuk bintang
Disana tergantung impian
Bulan meneteskan air mata
Embun bergulir laksana raja
Antara paradigma dan prosa kehidupan
Mengalir terus entah kemana
Tak berujung...
Mati di tanah tak bertuan
Terjerat harapan dalam kepalsuan
Bogor, 26 Desember 2011
Komentar
Wow... Puisi yg luar biasa
Wow... Puisi yg luar biasa bagusnya.
^^
kalo dihayati,, menyentuh banget. ^^
Seseorang yang berjalan menuju impiannya di tempat yang nun jauh disana.
Tetap semangat ya..
re
Makasih yaa udah di baca dan di commen.. ^_^
mantap
bgus .......
Tulis komentar baru