ini negeriku bung, negeri kami
yang merah warna benderanya adalah cucuran darah sang pemberani
mengalir tak henti dari relung nurani, robohkan tirani
sampai mati, sampai hilang nyawa yang cuma satu-satunya pemberian ilahi
ini bangsaku bung, bangsa kami
yang putih warna benderanya adalah serakan tulang-tulang bererti
yang patah-mematah menggempur londo-londo kompeni
tegakkan benteng dari bambu-bambu ruas urat nadi
ini masih negaraku bung, negara kami
meskipun disana-sini number one selingkuh birokrasi
hukum tak tegak, di pasar sayur sudah diperjual beli
mungkin dua ribu sekilo, plus bonus odol dan sikat gigi
ini juga masih tanahku bung, tanah kami
walaupun setiap hari terdengar tangis tergusur sang pribumi, yang konon katanya itu lahan bebas penghuni
atau mungkin karena terkena proyek dalam negeri,
yang ganti ruginya hanya cukup untuk ngelap ingus anak bungsu kami
ini tetap pertiwiku bung, pertiwi kami
meskipun di anggap anak tiri, menumpang di negeri sendiri
Komentar
Tulis komentar baru