Skip to Content

JALAN KERIS

Foto M H Ramdhoni J

SAJAK M. HARYA RAMDHONI JULIZARSYAH


JALAN KERIS I


sejak moyang kami belajar berdaulat,
peralihan kuasa selalu berakhir
di bawah duli hujung keris dan cetbang
satu persatu imperium bertumbangan
rajaraja baru menabalkan kuasa
di atas bumi berkubang darah
kekuasaan yang nyengir bagai beruk
semburatkan dengki dan picik
ajaran abadi turuntemurun
berwaris hingga ke anakcucu
kebiadaban yang dimanja keberadaban
ibu berujar “nenek moyang kita
pelaut ulung; menantang badai
menaklukkan dunia biadab”
ibu, engkau benar
nenek moyang kita menghela
kebesaran di setiap sudut bumi
menebar aroma rempah dan
pakaian kebesaran bermotif elang
membawa hamba sahaya
sebagai simbol penakluk
memamerkan perempuanperempuan
seberang berkulit langsat
sebagai gundik atawa ratu
tetapi ibu lupa,
nenekmoyang kita
beristiadatkan memutus
perkara bersama jalan keris
jalan yang dipendari cahaya merah
darah orangorang taklukkan


Bandar Lampung, 5 Juli 2008



JALAN KERIS II


peristiwa berbekas dalam
ingatan sesaudara
dedaun hijau gugur
sebagai pengiring
lelakilelaki tangguh mati
di awal oktober bisu
lelakilelaki perkasa penembak meriam
berselempang citacita ibu pertiwi
bersemat jiwa petarung tak
sudi berbalik langkah
dalam sumur tua, sempit dan bau
nafas muda mereka berakhir
menggelepar sesaat
lalu diam menuju baka
lelehan darah masih mewarta
wangi bunga sewangi kamboja
yang ku petik di pinggir
nisan sang petarung

beribu batu dari situ
pada sebuah sungai
ribuan jasad
mengapung di tepinya
disini dimusnah satu kaum
manusiamanusia angkuh
yang konon tak setia
mereka yang berjalan
tanpa jiwa dengan kepala tegak
di persimpangan kiri jalan
nafas mereka sewangi keringat pekerja
keringat mereka sewangi nafas petani
dengarlah derap kaki mereka yang lamat
nyaris tak terdengar laksana hantu
karena mereka mambang
yang berkeliaran dengan
wujud penuh darah dan nanah

disini jalan keris ialah riwayat
ditulis penuh angkuh namun gamang
oleh mpumpu penjilat raja dan sultan
disini riwayat adalah khianat
digubah sekumpulan kurawa
dan seekor durna
berpestalah kalian pemilik riwayat
berpestalah kalian selayaknya tuhan
menujumkan kepastian esokpagi
seolah seisi dunia tertakluk padamu


Bandar Lampung, Desember 2008

Published in Lampung Post (http://lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2008112922050313)

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler