Skip to Content

JANGAN MENANGIS LAGI, MAK

Foto Oesman

BILANG padaku mak

siapa yang sewenang wenang

merusak rumah kardusmu?

siapa yang berani lancang

membakar kain robek

yang jadi selimut malam dinginmu?

 

Mak... mestinya mereka tahu

angin yang tiap malam berhamburan

selalu menyapamu dengan kata :

maaf jika kumengganggu

dan setiap rembulan bernaung di malam

ia selalu meluangkan waktu untuk menyapa

kau harus kuat karena sinarku untuk asamu

lalu apa salah rumah kardus

yang kau bangun bersama elahan nafas

sedangkan kau tak pernah memelas

karena kau tahu

hati mereka berduri

dan tatap mereka kobaran api

 

Mak... jika jawabmu hanya tangis

dan air matamu tak jadi tabir

bagaimana aku bisa menjelaskan

agar kau tak diganggu

dan mereka malu bila

diammu adalah lapar yang panjang

dan air matamu

adalah dahaga yang melelahkan

 

Mak... bila mak tak mau ikut

ke rumah kayuku yang dikroposi rayap

dan rumbianya habis diterjang angin

bagaimana ku bisa ajeg menjagamu

dan kapan kita bisa makan bersama

Mak... seringku memang hanya

mengunyah nasi setengah basi

dan ikan asin bakar

yang menghitam karena gosong

Mak....

itulah yang kupunya

bukankah rumah kardusmu

tak lagi ada

dan laparmu tak kenal henti?

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler