JATINEGARA, 28 OKTOBER 1998
Mengembara dari lorong
Ke lorong cuaca. Ke gang dan gedung
Berhala, ternyata kedamaian itu
Ada pada wajah mu, Aisyah
Kesejukan bola mata mu mengisyaratkan
Tuhan ada di desa
Aku tercekam. Aku semakin tercekam
Saat mata redup oleh debu maut
Yang ditebar koran-koran pagi : Jakarta hanya
Memamah gelisah dengan hari-hari yang resah
Ku alirkan gairah dengan cinta. Tapi pikiran
Tetap tanpa hati. Tenggelam diantara
Yang memburu dan diburu. Berjejal
Diantara bisik khianat
Dan kesumat. Pijaran api
Dimana-mana - menawarkan darah
Dan kematian.
Aku ingin kembali pulang, kekasih ku,
Aku ingin kembali pulang. Agar debur ombak
Disampingku diam dalam kesejukan
Bola mata mu
1998
Komentar
Tulis komentar baru