Buntung !
Sudah satu gelas aku injak berkecai-kecai
Di depan punggungku bakul pecel menerobos lorong
Sebelah kedai kopi wasiat ibundaku
Televisi terus berkhotbah tentang suami-istri
Begitu khusyuk perempuanku menyimaknya
: Bu, bungkus Kopi !
Celaka lagi, sudah dua piring kecil alas cangkir
Berkecai-kecai lumayan panjang
Tungku di ceruk kedai terus memanas
Melayur air hingga tutup panci bergoyang
Segera saja jemari perempuanku mengait
dua kali sendok kecil gula bercampur serbuk kopi
Membaginya ke dalam gelas merah berjajar tiga
: Bu, kopi susu !
Aku asik saja dengan busa sabun cuci piring
Tanpa melihat siapa yang memesannya
Rupanya perempuanku tuntaskan kopi susu
Pembeli sekian lama berdiri di depan meja berhias papan catur
Riuh sekali gelas berdansa dengan sendok teh di tangan perempuanku
Gresik, juni 2012
Komentar
Tulis komentar baru