Skip to Content

Kado Salju: bagi Jemaat yang Berduka

Foto Binoto H Balian

 

Menyusuri pekarangan jiwamu yang semak oleh torehan-torehan

gerhana dan gempa masa:

terekam di matakugalau bahasa airmata umat

yang bersuara riuh menderu melebihi debur badai

hingga batinku tersadai di penghujung pelangi-batu

yang penuh dedebu.

 

berbagai ingatan, rapuh bersama layu waktu dan debur terik

ketika kupancangkan ayat-ayat sholatku

di lantai tahun yang melebar ke arah kulon

 

seirama dayu mantra cinta, berita tentang kematian musim

masih terus tersiar dari paruh subuh.

bahwa perkelanaan dengkul kita ini persis sepucuk lembing

yang mesti tancap di dinding abad

meskipun sesering–wahai kita harus berbenturan

dengan arah malam

yang melintas menenteng wajah hitamnya

di depan gubuk-gubuk kembara

 

sebab bilah maut pasti akan menebang usia,

maka berbuahlah selebat bintang rindang di bentang langit.

beraromalah sesemerbak bebunga di taman laut

menjalarlah mengitari liar nasib ini

yang berkelebat bersama kunang-kunang

 

aku masih terpekur di sekujur umur yang berlumur getah kemiskinan

bermazmur-duka di sisi altar mimpi-buta

meskipun air mata, tak kunjung kering

segaring puing sawah saat gerah tumpah-ruah

serta kucur peluh yang tak sanggup beku oleh malam yang dalam,

 

namun antara aku dan penantian letihmu

sungguh banyak yang kita tunggu di pelabuhan mimpi dan pagi


: surat-surat sapa ber-aroma surga

yang bertuliskan huruf salju bertinta pelangi

yang datang bersama angin purnama

menuju senja yang membabi buta

 

seperti tegar dermaga, dan

pesiar kita yang terus beranjak ke tenggara tahun

hasrat-larat kita

harus kita papah menggapai-gapai palung langit

agar ter-buntu-kan geliat-geliat luka

yang memamer memar di ulu mata.


Pekan baru,17-12-2004.





 

 







Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler