: Depri & Dothy
kita berkarib bagai tiga pendekar
dari bumi berabad entah.
masalalu berhimpitan dalam
derasnya alam pikir kita.
perjumpaan nan memukau,
dini hari di padepokan yang
pikuk kala kita didik sebagai
penggugah nurani pertama.
siapa pengingat bahwa
kita berzuriat sama?
engkau berkata :
“nenek moyang kita
perantau agung dari
bumi campa dan pasai.
konon pewaris silsilah
para nabi dan rasul.”
"nenek moyangku
sri teguh darmawangsa.
penubuh kanal purba
tempat berlalu jungjung raksasa
penjajah tujuh pulau intan
dan lautan emas."
"nenek moyangku adityawarman
terlahir dari dua
lembah subur bersisian."
pada tiap butir darah kita
tercatat persembahan
cinta dara petak
di hadapan maharaja wijaya
sang penguasa bumi wilwatikta.
pada tiap sengal nafas kita
mengalun auman ken arok.
maling kecil dari padang karautan.
lelaki murahan yang
dicinta para dewa.
lelaki murahan yang
dikutuk sebagai syiwa.
karibku, tak perlu engkau berduka.
oleh karena setetes keringatmu
menari darah seorang bromocorah.
arok menabal diri sebagai raja.
murkanya mencabut jiwa
dandang gendis sang pendusta.
kita berzuriat rajaraja.
kakawin ini ku gubah
sebagai kecintaan
pada masalalu yang gemilang.
nyanyikan kidung ini dengan khidmat.
niscaya ruhruh syuhada
akan tersenyum mengembang.
Bandar Lampung, 16 Januari 2009
Published in Lampung Post (http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?)id=2009111422423830
Komentar
Tulis komentar baru