Kalbu Berkabut Itu
oleh edi sst
Tinta yang kau tumpahkan dulu
Kini berbalik mengalir menuju hulu
Sambil meninggalkan bercak-bercak
Bekas tari-tarian yang gegap merancak
Sitiran ayat-ayat lupa yang memuncak
Itulah bunyi ayat-ayat yang tertanam
Di gurun berangin dan berdebu hitam
Yang jejak-jejaknya kini dilupakan orang
Berabad-abad silam tenang terendam
Dalam kubangan angan yang melebam
Saat angin bertiup semilir
Di atas lincak teras rumah kenangan
Kubuka lembar halaman kitab tafsir tua
Kutelusuri deretan kata demi kata
Lalu kutahu: semua tak terbantahkan
Telah tercantum membatu di situ
Nafas demi nafas yang memburu
Walau akhirnya hanya menemu kelu
Kalbu berkabut itu tetap membiru
Utuh dan membisu
Semarang, 2011
Komentar
Tulis komentar baru