Kami berlagu sepanjang malam
Sepanjang badai berkidung-dendang
Mengisyarat, memberi tanda
Pada setiap jejak yang kami tinggalkan
Asapo’ angin, abantal omba’
Tanah, laut, badai
Ombak menyapa berlandai-landai
Di sanalah darah jiwa kami
Menjadi perahu, menjadi perahu
Menjadi bukit yang tegak
Menggeliat memburung gagak
Sekali kau datang sebagai benalu
Kami beri kamu tanda kematian
Asapo’ angin, Abantal omba’
Celurit, belati tajam
Mengiring tarian malam
Jadi mata, jadi lidah bagi kami
Jadi segala membawa mati
Jika jalan harus terjal
Maka biarkan saja kaki menjejal
Tapi jika jalan sengaja menajam
Maka nisanlah yang akan menjejal
Kami berteman dengan keangkuhan
Sebab kami terlalu mencintai kematian
Jember, 14 Maret 2012
Komentar
Tulis komentar baru