Skip to Content

KARAM

Foto mahyut z.a. dawari

Beribu mil laut kau belah untuk sampai pada sebuah tujuan. Di situ kau mukim sementara

di sini kau tinggal selembar hati masih perawan: anak semata wayang kita kau beri nama

belahan jiwa. Tanpa sesal kau ciptakan jarak kala ia masih tetap ingin mengulum putingmu.

Ranum jiwanya mengering terpanggang rindu. Kemarau tak henti-hentinya mengajaknya

bercanda. Malam terasa panjang kala aku terjaga dan meratapi sesutu yang hilang. Hingga kelak

setelah malam ini ia pamit dalam isak tertahan. Lalu diam tanpa ada gerak tercipta. Selamanya

 

tak akan ia kembali karena telah ditemuinya taman bermain. Aku meradang sendiri dalam linang

air mata perpisahan. Beribu mil ia telah berangkat menggapai jarak yang kau urai tanpa ujung.

Di sepetak mukim tempat yang kau tuju tak akan kau dengar apa-apa sebab aku enggan berkabar.

Di belahan jiwaku telah karam sebentuk biduk yang kau beri nama cinta.    

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler