Skip to Content

KEBETULAN

Foto Karta Kusumah

KEBETULAN

 

mungkin hanya kebetulan saja hujan deras mengurung kita

di sebuah toko mainan yang menjadikan kita serupa boneka:

begitu menarik sesuai usia.

toko mainan yang banyak menjual dunia dalam dunia yang lebih sederhana

andai kata kita adalah sepasang kekanak yang tersesat

tentu tersesat ke tempat yang tepat.

 

sebuah mobil besar dengan perlengkapan senjata yang luar biasa kita tumpangi

 mencoba merasakan bagaimana berada dalam kecaman.

sementara kita hanya airmata yang dikemas dengan lebih purba.

sesederhana membalik pakaian dan topeng yang sempurna

kita beranggapan bahwa dunia kekanak bukan dunia yang sederhana.

banyak lautan yang dangkal namun mencekam dan menakutkan serupa

--film monster dan seorang pahlawan kecil.

 

mungkin hanya kebetulan saja kita telah lebih dulu tua

dan memegang belati yang siap menyobek dada

belati yang sewaktu kekanak kita asah kita mainkan 

sebagai pedang melawan kejahatan.

dan usia kita terbangkan sebagai layang-layang,

diulur, diulur hendak berlomba menembus awan.

ketika tak ada diantara kita yang sanggup menyentuh awan

sebuah prasangka tiba-tiba ada: benang usia yang kita punya

tak cukup panjang untuk ke sana

sejak saat itu kita tak tahu kemana terbang layang-layang yang kita putus benang.

 

mungkin hanya kebetulan saja dahulu kota-kota

belum sanggup membangun dirinya

di atas tanah-tanah sawah, lapangan sepakbola, dan pusara-pusara.

sehingga kita bisa leluasa memanjat punggung kerbau

menjadikannya kereta pacu paling membahagiakan

yang tak mungkin sanggup dibuat masa depan.

duel kita selalu berujung pada kubangan

kita berdua telah jadi pemenang.

karena menang tidak ditentukan oleh hal-hal yang serius

kemenangan bisa dinilai dari berapa lama kita tertawa

dan berapa lama kita sanggup menghentikannya.

di saluran air hangat yang dimasak sawah seusai musim panen

kita sering mandi, menanggalkan rasa sakit

yang mengeras menjadi waktu

sambil menggosok tanda-tanda bertambahnya usia dengan batu kecil

yang tersimpan di pematang, yang kelak pada suatu ketika kita akan merindukannya.

 

mungkin hanya kebetulan saja matahari tetap pada tempatnya

hingga kita masih dapat mengukur bayang-bayang diri sebelum memulai hari

karena segala sebab yang ada dalam diri bermula

dengan bagaimana cara kita menyantap sarapan pagi

dengan bagaimana cara kita menyalami pucuk-pucuk daun yang lembab embun

mengucapkan selamat pagi.

sembari mengintai kecupan mati.

 

Tunggulhitam, 2011

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler