Kelok Elok Takdir
Bagaikan sehelai daun yang menempel pada ranting pepohonan
Begitu hijau ketika pagi menjemput
Begitu sejuk ketika titik embun saling bersentuhan membawa cerita mengawali hari
Sangat indah ketika menari-nari tertiup angin yang memeluk diri dikala pagi
Hijau perlahan menguning
Kuning perlahan kecoklatan
Waktu demi waktu terus berjalan seiring dengan musim yang kian berganti diantara jutaan kisah
Embun yang kala itu sejuk kini hilang tertutup awan semu
Pelindung diterik surya dikala pagi kini tlah tiada
Musim tlah berganti musim yang baru
Memaksa takdir merampas setuja indahnya mimpi
Akan ada kala dimana daun berpisah dengan rantingnya
Ranting berpisah dengan pohonnya
Pohon berpisah dengan buminya
Hingga embun menghilang dirampas sejuta kisah pilu
Pusara angin membawa berjuta wajah penuh kenangan
Menghempaskan daun memaksa lepas pada rantingnya
Perlahan satu demi satu tetesan embun nan sejuk menghilang
Tak pernah terdengar pohon yang menangis karna daunya menguning
Tak pernah terdengar ranting yang menangis karna terpisah dari pohonnya
Dan tak pernah terdengar jeritan daun yang mati karna waktu tlah memakannya perlahan
Takdir telah tertulis dengan tinta nan berwarna disetiap bait peristiwa
Mampukah raga melawan takdir ?
Mampukah jiwa menentang dan pergi menjauh dari takdir ?
Tanya manusia pada tiap linea kisah yang terbentang
Bagaikan sebuah pohon
Terlihat indah jika daun nya hijau
Terlihat kokoh jika rantingnya tak patah diterpa badai
Terlihat Tegar jika akarnya mencengkram jiwa
~Mutsaqov~
07 Mei 2019
Komentar
Tulis komentar baru