Skip to Content

Kembali Kurintihkan

Foto edi sst

Kembali Kurintihkan

 

Telah kau patahkan ranting kering yang menusuk bulan

Gumpalan asap di perbukitan pun jadi kalimat berkepulan

Ada penyaliban di tepi danau menjelang surya terbenam

Kabar itukah yang kau tebarkan dari kelam ke kelam?

Tak juga kupahami saat perlahan kau gelengkan kepala

 

Semua kau lakukan satu demi satu sebagai sebuah ritus

Setiap gerak liuk tubuhmu menembus batas gurun tandus

Kuhitung sekarang berapa kali kau bawa angin menghembus

Menerbangkan bilah belati mengincar leher-leher fana

Menjadi kisah yang terbenam di dasar kali sebening kaca

 

Telah kau patahkan ranting kering yang menusuk bulan

Patahannya kuhitung di titik nadir kujadikan butir-butir

Tasbih yang aku wiridkan dengan hati ngilu berdesir

Menjelma dawam cinta yang mencoba utuh mengalir

Kembali kurintihkan: debu-debu menyatu tiada akhir

 

Semarang, 2011

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler