Pusara itu, pusara cita-cita,
jiwa yang sejatinya mendongak menjulangkan tiang tiang do'a,
menembus penjuru langit,
melolongkan bahkan meraungkan segala kegelisahan dalm jiwa,
pada Sang Agung pemilik Jagat Raya.
raungannya itu........
sempat mengguncang penghuni suci tujuh lapis langit.
dia......
bidadari desa yang 'tak kenal hiruk pikuk bobroknya perubahan zaman,
sederhana cita-citanya,
sederhana apa maunya,
sederhana keikhlasannya.
dia guruku yang tercinta,
dia ibuku yang sholeha,
dia sahabatku yang setia.
cita belumlah tercapai,
tapi maut mendekat dan melambai.
ia korban keserakahan sang durjana,
pengenggam halusinasi dan fatamorgana,
pemuja iblis, penyembah kesesatan.
Komentar
Tulis komentar baru