Masih kurasakan semilir pagi dalam gema suaranya
berdendang besama riuh rendah ribuan rakyat
yang berdesak-desak diatas kesaksiannya
waktu itu, genta, satwa, para pemimpin dunia hingga
anginpun menyibak mendengar suaranya
Siapa tak kagum akan kebesarannya
empat puluh tahun diburu dibujuk direjam dan dipenjarakan
tapi dalam satu generasi namanya dihitamkan
“darah adalah darah merdeka atau mati”
Jangan dilupa kala paduka tak bersuara
Kemerdekaanpun hanya untuk pilipina,Burma dan Thailan
sedang Indoinesia tidak, maka paduka berkata
“Indonesia mardika mangke puniko dasaripun punopo,
menurut mereka mardika itu perlu sekian ribu insyinyur
menurut mereka mardika itu perlu tektek bengek itu dan ini
dues kalau begini terus sampai liang kubur
kita takkan pernah merdeka tuan-tuan !”
Mendengar itu ribuan rakyat menarik nafas lega
Gemburuh tambur dan sorak sorai menggiring harapan
Kuda-kuda berjoget harimau mengaum
Burung-burung berkicau ular-ular menari
Banteng mendengus menghentak-hentak kakinya
dibawah sang merah putih lalu menyatu dalam gelegar suaranya,
“Proklamasi dengan ini menyataken merdeka !”,…..
(dari pidato Bung Karno 1 Juni 1945)
Komentar
Tulis komentar baru