Skip to Content

Kesedihan, Keterasingan

Foto Ardy Kresna Crenata

aku masih selalu merasa asing, meski sudah

terbiasa menatap jendela, dan ternanap lama menyaksikan

kemiskinan di luar sana. anak-anak kecil berjari mungil

berusaha memandikan hujan. memberanikan diri

menghadapi nasib yang membawanya raib.

tersesat di antara sesak impian dan kecemasan.

tanpa menyadari, bahwa mereka sedang perlahan-lahan

meruntuhkan masa depan. gedung-gedung yang

kelak mencumbu masa lalu dari mereka.

 

pernahkah kau bayangkan, betapa aku harus

merelakan isak-tangis berguguran

seperti daun-daun kering di musim kemarau yang asing.

sementara di balik meja, di sebuah ruangan megah

dengan fasilitas serba mewah, orang-orang

tengah belajar membaca kehidupan

hanya untuk melupakannya saat itu juga.

bahkan sebuah rancangan baru telah diajukan,

untuk dirayakan dengan bergelas-gelas kebohongan.

—sebuah kegilaan yang bahkan

memikirkannya pun, sudah sangat memilukan.

 

bagiku,  yang sehari-hari hanya memiliki puisi,

hal-hal seperti itu semakin menambah kesedihan

untuk tetes demi tetes kutuangkan

ke dalam bejana yang dipenuhi air mata.

 

sekali lagi, aku masih selalu merasa asing,

menyaksikan kesedihan memenuhi

lanskap yang kukenal. anak-anak kecil berjari mungil,

telah berhenti memikirkan cita-cita yang mustahil.

mereka pasrah. barangkali juga menyerah.

dan aku merasa harus mencatat lengkap semua itu

untuk suatu saat dimakamkan, di sebidang tanah

tempat orang-orang khidmat berziarah.

 

dan kelak kita akan tahu, apakah air mata

atau justru tawa, yang bergegas lepas dari mereka.

 

Bogor.April.2011


Ardy Kresna Crenata. Mahasiswa Matematika Institut Pertanian Bogor.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler