Kesumat Dendam Rindu
Bunga melati sedang mekar-mekarnya
saat ingat senyum di seberang mimpi.
rindu tak cukup hanya menyimpan harap
masihkah kau cium sapu tangan biruku.
Sudah berapa lamakah kau di situ
menyaksikan mekar air mata rindu
tak usah kau hitung hari-hari sepi
sebagai asa sewaktu dulu ucap janji.
Derai tawa dan canda mesra
terdengar masih seperti dulu
seperti waktu kita tulis ; aku cinta kamu
di batu taman bunga dan kupu-kupu.
Ingin rasanya terus memandang purnama
seperti katamu dulu, bahwa kau ada di situ
dan membisikan pada semilir angin, katamu ;
ia akan menyampaikan rindu cintaku padamu.
Bolehkan terus kuingat-ingat lagi
senyum manis pertamamu,
bisik mesra pertamamu,
cium cinta pertamamu
sentuhan kasih pertamamu ?
oh.., merinding aku.., semaput aku..!
berkalang kesumat dendam rindu cinta
padamu, melati purnama hatiku.
Medan, 20. 11. 2013
Abdul Malik.
Komentar
Tulis komentar baru