Pada usia yang kini menapak senja
Gemuruh kesunyian kupadamkan dalam nyanyian Rumi
Masih tertangkap lamat desahan napasku menuju tepi
Melarung musim yang likat oleh bentangan airmata
Dan doa-doa perjuangan Rabi’ah tak lepas
Kusenandungkan dari celah bibir yang getas
Di kedalaman pandang mataku melamur
Langit mencair dan hatiku meleleh oleh kerat kenangan
Hari-hari panjang dan waktu yang lewat mengerut
Bentang jarak masa lalu mengurai melepas diri
Telah ku ternak jiwa ranum hendak bertumbuh
Di bawah cahaya matahari yang gemetar
Pada usia yang kini menapak senja
Musim lalu terbaca pada gerai keperakan rambutku
Menggigilkan keperihan pada relung hati yang menatap
Dalam kekosongan ini kuurai keinginan hati tak sampai
Doa-doa yang tertolak seperti bola api menghangusku
Menutup ungkapan-ungkapan cinta tak sempat terucap
Dari tempat mukim nun jauh
Angin masih setia bercerita tentang aroma tubuh-Mu
Sesekali tercium wangi kasturi. Kecemasanku basin
memenuhi ruang jiwaku yang retak. Masih juga sunyi setia
mengurungku dalam nostalgia masa lalu. Oh, Tuhan!
Aku tak bisa mengelak untuk senantiasa mengetuk pintu-Mu
Di ambangnya aku tafakkur!
Komentar
Tulis komentar baru