kau tahu makna semua ini, kalau kuceritakan kembali:
getar pucuk-pucuk bambu dipermainkan angin senja kala
derai dedaun pinus melayang jauh hingga ke ujung pulau
gemersik reranting kering di sepanjang jalan setapak itu
jejak Januari yang hilang, ditelan oleh jarak dan waktu
bukan kemesraannya yang kusesali, yang masih membara
atau hujannya yang membeku diliputi kabut ketidak-pastian
namun percik api kecil yang menyala dan membakar segalanya
kita bahkan kehilangan Januari itu
tanpa sempat mengucapkan selamat tinggal kepadanya
meski tak ada yang padam atau terhapuskan oleh hujannya
cinta tetaplah cinta, ia selalu berjalan menemukan takdirnya!
*****
Batam, 2016.
Komentar
Tulis komentar baru