Ba’da subuh di suatu warung kopi lalu Semerbak wanginya anyir ikan berbaur.
“Ini susu nya, pak lurah…”
“apa ini? Cuiiiih..!! mengapa kau abdikan segelas susu basi? Karena kolam susu di negeri ini sudah basi? Itu memang…”
“maaf kan hamba Pak lurah, maaf…”
Lorong-lorong bergetar, cukong tiongkok menyeringai ganas…
“Hayya pak lulah.. lusa pemilu o? besok kampanye o?”
“Benar, Ko..”
“asik..asik… besok istli bisa makan o? Anak bisa minum susu o?”
“Dasar… yah, Ako benar.. kampanye tua ini jadi hajatan sembako, pembagian sedekah…”
“Iya o, pantas la… pala malaikat yang jago acting datang wo…”
Besok pun hadir…
“ Saudara-saudara para hamba sahaya,
Dukung partai kami…
Pak Tulalit, calon pemimpin sehat..
Kepalanya ada dua….”
“Saudara-saudara mampir merapat..
Kemari.. ada satu milliard untuk kalian…
Ayo… ayo…. Ayo…”
“jangan pilih pemimpin asli,
Cari yang jago janji sana sini..
Kirim wakil-wakil tebeng wajah..
Ayo.. ayo… ayo..”
Komentar
Tulis komentar baru