KOPIKU
Deretan orang-orang kian memenuhi jalan di sepanjang kotaku
Suara kendaraan menyodorkan asap berbau yang enggap dihisap
Sedang aku yang masih menatap di warung sebelah pinggir jalan
Lebih memilih menghisap asap dari sebatang rokokku
Di seberang, seorang pemulung mengais sampah-sampah disekitar jalan
Untuk ditukar dengan rupiah, demi sesuap nasi terus dijalaninya dan halal baginya
Hasil yang tidak menentu, ia bergelut dengan hidupnya yang begitu keras
Ku lihat wajahnya sedang merajut keikhlasan untuk tetap mensyukuri nikmat
Sejenak aku dikagetkan oleh pemilik warung dengan secangkir kopi yang disuguhkan padaku
Ya, tadi aku memang pesan kopi dengan sedikit gula agar pahitnya terasa kuat
Setelah menyeruput kopi hitamku, kembali aku merenungkan diriku ini
Aku yang terlahir dengan ketidaksempurnaan materi terkadang masih merasa berkecil hati
Namun tak ada guna bila terus menyesali, dari apa yang aku peroleh, kini aku semakin mengerti
Kuasa dan keadilan Tuhan memang tidak ada yang pernah tahu, bagaimana Tuhan membagi atas nikmat dan rezeki kepada hambaNya
Rasa nikmat bukanlah semua yang apa kita inginkan bisa terwujud dengan sempurna, tidak selalu begitu. Ketika hati itu nyaman, tentram, dan damai itu juga nikmat
Terima kasih Tuhan atas nikmatnya, terimakasih pemulung atas ilmu kehidupannya, dan terimakasih kopiku atas kepahitanmu..
Yang dapat ku tafsirkan tentang sebuah hidup
Cankcukleiss-Blitar,23 April 2018
Komentar
Tulis komentar baru