KUALI RETAK EMAK
Emak...
Ceracauanmu membuatku marah
Omelanmu telingaku memerah
Di akhir skripsi bersama desah nafasmu tersengal lemah
Ku pegang piala citra hidup
Memamerkan kebeningan udara yang kuhirup
Berkat gulirmu di malam sunyi tergugup
Ku nikmati kesuksesan takjub
Sajadah lusuhku...
Menuahkan rindu di kejauhan anganku
Ku tertahan di bawah rindang yang menaungiku antara betah bahkan gelisah
Bergelut di negeri orang ku tergugu lengah
Allah, kecilku dalam buaiannya
Lemahku dalam kuatnya
dalam kenyangku, senyumku, dan tegarku
Semua kekuatanmu
Tiga belas tahun mengalun
Ku telan segala kelezatan makanan
Tidak lagi ku teriak “lapar Mak !”.
Jawaban nan indah “Emak sedang Masak”.
Tertegun ku sentuh kuali retak
Masih bisa menggoreng walau di pinggir
Legam hangus kerak nasi kemarin
Berebut dua beradik
Deritan pintu kayu terasa menyayat
Ketika ku pulang
Ku dengar sayup-sayup lantunan surat Yasin
Terbujur mayat
Emak...
Kabur pandangan buta
Telinga mengiang di kerumunan isak
Aku tak berjumpa Emak
Kunci menggerincing berdenting menyisakan rasa merinding
Di atas mayat terbaring
Emak...ku terpelanting
Jurang tingginya tebing
Allahummagfirlahaa...
Tak ada kepulan
Dingin pasi suasana pagi ini
Ku kembali
Secuil hati menyesal, Emak sudah berpulang subuh tadi
Emak...aku pulang
Aku rawat emak
Aku ganti kuali retak emak
Emak kuali retak telah hancur berpuing tak berkerak
*MAN3JAMBI*
Komentar
Tulis komentar baru