Skip to Content

KUBAHNYA RENTA

Foto Farhad Shameel Abd

Bertera lentera lilin disambut layu

Ritual ini buatku inilah dia

Dia inilah yang ku paku hingga renta

Bahkan seralah rentaku talah berlanjut

Mungkin rentaku takkan pernah jumpa

Sungguh lah disini jelaslah semua

Rintual ini dihias para renta

Mereka sangka direnta kita kan harmonis

Harmonis dengan-Nya di saat

Sungguh lah sulit mereka bicara

 

Gedung berkubah tak terdengar gurauan anak

Anak bersenda layu lantun irama suci firman-Nya

Sahutnya malam sepi sunyi berkelam

Para tetangga tidaklah disana

Sekitarnya sunyi butakan waktu

Hanya suara selirih renta tersayup

Sungguh nias semua ini

 

Silat lidah kalian bisingkan dengkur

Ku sulit telusur mudanya kalian

Tunggu renta tuk kesana

Kalian tahu mudalah yang dirindukannya

Bosanlah renta hias harinya

Kubah itu panggil kalian

Mudakanlah rentanya itu

Muntahkan silat lidahmu kosnglah muda ini

 

Selalu diharap kubah ini bersahut mudanya

Selalu waktu ditemani kalian

Kalian muda diiring hati di-Nya

Selalu lesetkan kaki kalian disana

Serut mimpi kalian tertampung disana

Hidup selalu di-Nya yang muda

Hingga renta ini kan bersujud

Kalian popong semua ini

Semua indah hingga air berhenti mengalir

 

Apakah agama ini milik renta hanya?

Rindulah gedung itu akan mudanya

Ingin jahit lantun para pemuda

Pemuda berumah di gedung berkubah itu

Semua kan mekar berkisah sepa

 

Sayutan pikir kalian kemana?

Segelintir hal banyak diwariskan-Nya

Sepalah suasana ini dibuku kalian

Janganlah pikir mereka bangga dengan renta

Sungguh sunyilah semua renta ini

 

Selera kalian derca semua panggilan

Tertera suara mereka rintihkan kalian

Rindukan kalianlah kubah itu

Resepsi disana ritualnya dihias renta selalu

Keringlah seutas benang berlalu

Niasnya agama renta rindu mudanya

 

Dengkuran kaliantersudut disana

Kubah ini tak pernah dimudakan

Segaris depan penuhlah tidak

Kemanakah para tetangga?

Firman-Nya kusam dengan bibir renta

Kutakut semua kan berlanjut

Penuhi kubah renta itu

 

Hirauan nestapanya igauan hanya

Tak rindukah kau di-Nya?

Tak butuhkah kalian di-Nya?

Tak jahitkah kalian di-Nya?

Tak sendukah hidup kalian di-Nya?

Semua fana seperti tanda tanya ini

Semua tak terlihat didepan

Hingga tibalah semua itu renta

Muda kalian penuh kelambu kelam dengkurkan rintih

 

Sekelabat rindu kubah itu ku terka

Agama ini hilang dimudanya

Seluruh mereka selalu renta

Fananya selalu hidup ini kaku

Geraknya pun sulit terhelai

Rindu mereka akan mudanya

 

Berpampang tegak diluar terlihat

Sulitlah terlihat rukuknya merpati disana

Semua ingin raga kalian muda, bukan renta

 Renta jadi rasa lidah kubah itu

Sungguh ritual ini semualah tua

 

Kalian anggap berdirinya kubah telahlah cukup

Harta kalian sumbangkan dengan paksa

Entah ku benar ataulah tuduh

Semua gelap didunia agama ini

Rindulah rasa muda dilidah kubah itu

 

Lesulah kubah itu terlihat

Semua suara bagai isak tangis

Sepilah kalian di kala waktu

Waktu kan sambut rentanya kubah itu

Dimana mudanya agama?

 

Ku tak tahu tangan-Nya tuk berkisah

Seluruh ku tahu dia serba tahu

 Selembar doa lantuni malamku

Derai hatiku rintihku padamu

Ku bawakan rintih kubah itu ke haturan-Nya

Agama ini rentalah sudah . . . .

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler