pesona lubang gairah pada lekuk tubuh kekasih sudah kering kerontang habis
lebur musnah sirna hilang lenyap ditelan raut wajah kematian
yang menyapa indah saat kukecup lembut titik antara dua alis
ah. rupanya di situlah kuburan mereka yang mati dalam pengembaraan
aku harus berkata kasihan kepada para peziarah yang menghantar tangis
mereka menunduk haru tenggelam dalam saat membaca nama pada nisan
bukankah itu hanya huruf-huruf yang disusun baris demi baris
apakah benteng kesetiaan sama harganya dengan istana kesetiaan
kukecup nikmat titik antara dua alis
kubiarkan diriku hanyut di sungai yang tak berhulu tak berhilir
dan aku tidak peduli lagi dilubuk mana aku akan tenggelam
aku masih berharap bertemu dengan si lumpuh si tuli dan si buta
meski lumpuh tuli dan buta lidahnya tak berhenti berdzikir
saat terang dengan benderangnya dan saat gelita dengan gelapnya malam
201610291135 Kotabaru Karawang
Komentar
Tulis komentar baru