Kita berdua tak saling bicara di depan muka ruas jalan bersama
Hingar bingar kendaran beroda disudut ujung kota
Dibawah perpustakaan kilau bintang semesta
Kerlip adalah buku kehidupan yang semestinya kita baca
Tidak ada hening selain kesunyian Mentari pagi dan penghujung senja
yang jenuh akan transisi mereka
Melewati sisi gelap dingin malam dan terang terik siang dipelataran
mengajari mentari menjadi nahkoda dilautan fana.
Agar dapat menguasai badai dalam genggaman serupa embun diatas dedaunan yang tenang
Sudah beberapa pulau ia jejaki dan singgahi untuk ditiduri jingganya
Bahkan sudah banyak tempat ia raba dinding debu-debu kota tua
Untuk temukan suara penerka kehidupan serupa senja diruang penghujung.
Kita yang terperangkap ruang dan waktu tidak pernah paham akan metamorfosis kehidupan.
Akselerasi kehidupan yang begitu cepat yang tidak pernah terasa olehku membuat aku semakin ragu,akankah aku mampu bertahan.
Risistansi hidup yang semakin tinggi membuat manusia hilang ruh
Wahai kekasih dimanakah engkau lebih senang bersembunyi dibalik nama-nama indahmu.
Komentar
Tulis komentar baru