Kutanam Benih
oleh edi sst
Beratus tahun tanpa letih
Kutanam benih demi benih
Kucangkul pedih demi pedih
Tak kudengar lagi cicit emprit
Tak kuhirau lagi belalang yang gesit
Tak peduli berapa jauh katak meloncat
Terus kuhela bajak, kuseka keringat
Kutatap lumpur, kutatap langit pucat
Aku terbata, mulut tak bisa bicara
Ini benih untuk siapa?
Beratus tahun tanpa letih
Kutanam benih demi benih
Kusiangi pedih demi pedih
Semarang, 2010
Komentar
puisi
Ca, terlalu takut aku merajut kata tuk mengenalmu dalam kasih,
terlalu takut aku mengukir lisan tuk mendekapmu dalam sayang,
dan terlalu takut hati ini kan kehilangan cintamu.
puitis
wah, puitis sekali baris2 tulisanmu
jadi terhanyut, neh .. hehe ...
salam kenal ... :)
Tulis komentar baru