EL..EM..(lagu malam)...
Tak bisa tertulis kenapa harus ditulis?
Tak bisa dibaca mata kenapa harus terbaca kan?
Kenapa harus tertuang dalam bejana akal?
Itu pertanda kita masih di arena tahu karena di beri tahu
Dan hati belum mampu di sinari cahayaNya
Setelah tahu kita bukan meng-erosi akal
Tapi akal semakin kita reboisasi
Kita tanami akal dengan itu dan ini
Iya dan Tidak tumbuh subur
Kita persoalkan yang tertulis untuk menuding
Kita membaca saja sudah seperti telah sampai
Kita akalkan untuk kita akal-akali
Kenapa kita lupa maksud
Diberi bukan untuk dipelajari
Ia turunkan ghaib dan untuk kembali kita ghoibi
Kita siapkan hati, agar tak lagi bejana akal yang menerima tumpahan kasih itu
Akal itu rimba raya,tak mungkin cahaya satu dalam penyatuan
Pencampuran cahaya adalah hati
Bersenggama di altar yang Beliau maui
Bukankah kitab itu bernyawa!!
Tidak sekedar tumpukan kertas yang bisu dan tuli
Kitab itu bisa bertanya kepadamu
Kitab itu juga yang menyelesaikannya dengan samudra jawaban
Cahaya berlapis cahaya
Dan kitab itu sumber cahaya
Yang jelas tak bisa terbaca
Bila mata mampu merangkai kalimatnya serta tangan mampu mengukir di lempeng baja
Itu sekedar pintunya
Bilakah kita mampu memasukinya?
Hati jua yang harus kau desak untuk menjawabnya...
Sebab cahaya itu tak berjasad
Dan api jasad ini masih kita sempurnakan
Maka....
Aaahhh.....muak.
Jasad api katanya...
Jasad adalah kitab hidup katanya...
Sungguh aku bosan dengan katanya-katanya..
Kalimat itulah bila akal fikir menjadi alat jungkir..
Padahal jasad ini juga seberkas sinar
Bila jubah tuhan diwasiatkan
Dan an-Nurr murni-murni kita jiwai
15032016
By; Walet
Komentar
Tulis komentar baru