kupilih kupandangi gambar mu
harapan baru meja dan kursi baru
kuteriak namamu disetiap perjuanganku
karna aku yakin walau nyatanya semu
ribuan batalion dari langit menujum
membengkak kan hati yg muliani
sombong angkuh tentang kepandaian
runtuhkan laksamanaku pujaan
tak ku dengar engkau bersenandung
tentang lagu perjuangan
kain songket pengikatmu
berubah sutra tak berhati
peluhku belum mengering
sedang jejak ku masih basah
janjimu sebatas celoteh
wahai kau laksamana pujaan
kadang ku rindu senandungmu
dendang zapin negeri tertinggal
kadang ku saluti hadirmu
karna kau laksamana harapan
dimeja ini aku tersaji
santaplah aku penggawamu
jika engkau belum mengerti
penyesalanku tak bertemu haru
laksamanaku
Komentar
Tulis komentar baru