Skip to Content

LELAKI PERSEMAYAMAN KUNANG-KUNANG

Foto Niken Manis

Untuk Ayahku, Kakakku, Kekasihku

 

 

 

dari jendela itu, nampak berbatunya jalanmu,

jalan berbatu yang kau awali renda-rendanya dengan pekat sepi.

ketika satu-dua hati menyapa, dalam kerudung sahaja atau

membawa sekeranjang buah rasa, engkau

memilih kepingan batu sebagai kata tegurmu

ketika satu-dua jemari jiwa tawarkan secawan doa,

engkau reguk setetes, tanpa

rela beriringan susuri berbatunya

jalanmu, nestapa.

 

kadang kerlingmu tumpah di lindap berbatunya jalanmu,

terasa keruhnya, terasa luruhnya.

kunang-kunang itu saja tahu,

lebih sentosa membagi sekelumit terang

ketimbang membiar malam dalam hitam, suram, muram.

 

namun tumpahan kerlingmu tiada bersudut kunang-kunang,

sekian panjang waktu kau buang

demi menjadi matahari, kadang bulan,

yang jangkau tanganmu jujur katakan

; aku bukan pedang.

 

pada malam yang sesunyi kala ini

hanya nganyut-nganyut sapa seruling

dari bibir

yang kenyang kecupan bakaran tembakau,

serta lindapnya berbatunya jalanmu,

menjawab.

 

ayahku, kakakku, kekasihku,

mimpi tentang matahari dan bulan punya waktu

usai, ragu atau malu

bukan pilihan semayaman kunang-kunang

raih bahuku, kubisikkan kalimat-Nya tentang hidup dan sedu (sedan)

 

kita akhiri berbatunya jalanmu.

 

 

Surabaya, Nopember 2010

Komentar

Foto Yudi Tahjudi Sunas

Bagus ! :)

Bagus ! :)

Yudi Tahjudi Sunas

Foto Niken Manis

makasih

makasih.........

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler