Kepingan sajak perempuan
tak peduli bulan sabit
engkau pandang
disamudra aku tatap mega
sepertinya wadahan menyaru disana
dengan seribu rindu yang runtu dibatin
api asmara tak sangkap menghasapi
dengan mantara
ombak berlalu dihaluanku
aku hadang
sepertinya arus laut dan angin
menyimak aku berlabuh di germagamu
sekejap aku empaskan lelah di pasir putih
taman nirwarna tempatku
dengan cadarmu yang kau kirim
dengan kemanjaan yang tak sudah sapaan
penyampaian rindu dengan sutupa
dan api berahimu
itulah
pada kamarmu tak berlantera dan tak berminyak
tak ada sutra di kelambu
hiasan tepi mimpi
bernyanyilah bersama camar
hanya untuk itulah pintaku
Komentar
Tulis komentar baru