lihat lah di batas langit
setianya biru membingkai sepanjang masa
awan berarak tinggalkan jejak putih
tergurat indah bak fatamorgana
terkadang fenomenal selaksa makna
lihat lah di batas langit
saat mentari membiakkan terik
musim kemarau menjilati padang kerontang
bara menjadi sekam di tanah gambut
rintihan perih oase persinggahan
tak tahan gerah,
panas! panas! panas!
bila mendung meningkupkan mentari
suara menggelegar menyeruak menghentak
hujan pun turun
dalam satu jam saja
kau pun berteriak
banjir! banjir! banjir!
musim pasti telah bercerita
waktu tetap menikamkan jejak
kembali berulang
berlalu begitu saja
lihat lah di batas langit
bila malam memagut kelam
menghempaskan sepi dalam peraduannya
rembulan dan bintang-bintang membagi cahaya
kunang-kunang menemani dini hari
semua bergulir, berpendar harmonis
buang keluh umpat gulipatmu itu
keserakahan pula yang membawa bencana
kesombongan dan kemunafikan meruyakkannya
ketika angin membadai meluluhlantakkan
panas jadi energi dan menghancurkan negeri
air bah meratakan sawah dan ladang
gunung meletus dan pesawat jatuh
panen bencana terus dituai
lihat lah di batas langit
bila pandang mampu menembus jarak
akan kau temukan jawaban berjuta makna
mengacalah dalam diam cerminNya
menggumamkan kembali wahyu-wahyuNya
merengkuhnya dalam sanubari
kitab besar telah menetapkan
nikmat mana lagi yang kita ingkari?
(Bogor, 17/6/12)
Komentar
Tulis komentar baru