Nun di pucuk malam sunyi
Selepas rinai jatuh di bumi
Semilir angin mendayu gemulai
Nyiur melambai-lambai
Kesiurnya menelisik selah jendela
Mengulum rupa maya
Hilir mudik mencari nyata
Tepat di pelupuk mata
Kendati kelam menutupi segalah
Pun rembulan belum jua singgah
Ia bahkan tak segan merabah
Setiap inci demi inci tubuh yang ringkih
Di atas pembaringan
Tersibaklah ingatan
Adalah lumpur kehidupan
Enggan menjadi purba pada ingatan
Lalu cemas menjadi raja
Bersemayam di kepala
Bersarang pada jiwa
Menggerogoti laju usia
Berteduh di balik doa jadi solusi
Semoga hidup senantiasa terberkati
Menyulut ampun pada pemilik seribu kuasa
Agar rasa dan logika tenang dalam puasa
Komentar
Tulis komentar baru