Masih Tuhan Menemui Aku

Masih Tuhan menemui aku,

diantara kerontang iman yg separuh basah,

diantara bebal hati yang tertahan tiada tunduk dalam sujud,

aku terbenam dalam ingatan yang kulupakan,

sebagian umur adalah liang neraka

yang siap menjatuhkanku pada titik terdalam dan mendasar,

dan sampai pada saat ini,

tetap saja tangan-tangan Tuhan menyentuh sejuk pembuluh darah.

Syahdu antara tangis dan haru,

kesedihan padu membaur bersama suka,

ada keputus asa-an dalam perjalanan,

namun harapan tetaplah memuncak menonggak tinggi.

Dalam sadar akulah dosa,

namun nurani tak kunjung tertipu,

jika aku katakan aku tersesat maka pertama kali aku mendusta,

karna jelas arah adalah kendaliku,

dan jika aku berkata "dunia melenakan aku"

maka kali kedua aku mendustai nurani,

kana telah teramat jelas segala petunjuk yang ada di langit dan dibumi.

Masih Tuhan Menemuiku,

diantara siangku yang begitu hitam, diantara malamku mematikan cahaya,

dalam jujur akulah si pendosa hidup,

dan dalam ketidak pantasanku masihku berharap Tuhan Senantiasa menemui aku.

(Catatan 1, Ramadhan 1435)