Memaknai jarak yang terhampar
Antara sunyi dan sepi kita,
Kubiarkan angin mencuri senyummu
Karena darah yang menikam ulu hatiku
Adalah gerimis yang mengutuk
Batu-batu, sebagai kebebalan rindu.
Kekosonganku, adalah seekor ular
Yang merambati hitam rambutmu.
Serupa pekuburan tua, aku melolong
Bagai serigala dengan segenap luka
Dan serombongan kijang
Meludahi segala ucapanku.
Tapi kamu benar-benar telah membisu!
Membuat burung-burung termangu
Mencucuki rinduku.
Di hadapan seorang pemabuk buta,
Aku bertanya : dimanakah
Cintamu yang dulu, wanitaku?
Kapalmu dan kapalku adalah satu
Saling berlabuh. Meski,
Malam tak juga terlalui
Mengubur jasadku di kelam mimpi.
Lamongan, 7 Maret 2012
Komentar
Tulis komentar baru